Taman Gantung Babilonia (dikenal pula sebagai Taman
Tergantung Semiramis) dan tembok-tembok Babylon adalah salah satu di antara
Tujuh Keajaiban Dunia Kuno yang terletak di Al-Hillah, 50 kilometer selatan Baghdad,
Irak di sebelah tebing timur Sungai Euphrates.
Taman ini dibangun oleh Nebukadnezar II, cucu Raja Hammurabi yang terkenal,
sekitar tahun 600 SM sebagai hadiah untuk istrinya yang merindukan rumahnya, Amyitis.
Amytis merindukan pohon-pohon dan tanaman wanginya di Persia, sedangkan dalam
tulisan lain dikatakan bahwa istri Nebukadnezar II bernama Amuhia dan ia
berasal dari Nusantara.Taman ini diperkirakan hancur sekitar 2 abad sebelum
masehi. Kemudian Taman gantung ini di dokumentasikan oleh sejarawan Yunani
seperti Strabo dan Diodorus Circulus.Lembaran sejarah paling tua yang mencatat karya arsitektur yang dilengkapi taman sebagai wujud cinta kasih terhadap seseorang yang sangat disayangi adalah di Mesopotamia, Irak purba. Dalam catatan Herodotus, seorang penulis Yunani kuno, disebutkan bahwa saat Raja Nebukadnezar II yang menjadi raja di Kerajaan Babylon baru (605-562 SM), telah memerintahkan untuk membuat taman gantung yang sangat indah, sebagai hadiah kepada Amytis, sang permaisuri yang sangat disayanginya.
Taman gantung merupakan wujud arsitektur pertamanan khas Mesopotamia, yang telah dikenal rakyat Mesopotamia sejak masa pemerintahan Raja Hammurabi di Kerajaan Babylon lama (1792-1750 SM). Di antara bangunan-bangunan kota yang tinggi mencuat di permukaan tanah itulah biasanya ditanami tanaman-tanaman yang indah, sehingga dari kejauhan terlihat seperti taman yang menggantung.
Taman gantung yang dibangun Raja Nebukadnezar II yang puncak kejayaannya sekitar 612 SM, kemudian menjadi sangat terkenal ke seluruh penjuru dunia dan dikagumi rancangannya hingga kini. Taman Gantung Babylon ini kemudian menjadi monumen agung Kerajaan babylon yang tiada duanya. Luas taman ini diperkirakan 4 are (1 acre = 4046.86 m²). Wujud arsitekuralnya sangat unik, karena bertingkat-tingkat. Taman ini ditanami berbagai pepohonan indah dan dilengkapi sistem pengairan hingga ketinggian 100 meter di atas permukaan tanah. Dari puncak taman ini dapat disaksikan pemandangan di sekeliling Kerajaan Babylonia.
Literature
bangsa babylonia dibangun dengan sangat bagus dan rekaman cuneiform yang
berhasil ditemukan menunjukkan agama, sejarah dan ilmu pengetahuan sangat berkembang.
Obat-obatan,
kimia, alchemy, botany, matematika dan astronomi juga dipraktekkan. Agama dan
tulisan kuno yang berbentuk cuneiform ini berasal dari kebudayaan Sumer yang
lebih tua. Mereka juga mengembangkan bentuk abstrak dari tulisan berdasarkan
symbol cuneiform (berbentuk baji). Tulisan ini ditulis di tanah lempung yang
basah dan dibakar dibawah terik matahari.
Bangsa
babylonia ditulis dalam tujuh lembaran tanah liat dan ditampilkan serta
dibacakan pada festival tahun baru di Babylon. Lembaran-lembaran ini
mengisahkan tentang kesuksesan Tuhan Kota Babylon, Marduk dan bagaimana Marduk
bisa menjadi tuhan tertinggi, raja semua tuhan yang ada di surga dan bumi.
Bangsa
Babylonia mempunyai system angka yang lebih maju dari yang kita miliki
sekarang, dengan system posisi dengan dasarnya 60. Mereka juga membuat tabel
untuk membantu dalam proses perhitungan. Mereka membagi hari sama seperti yang
sekarang kita lakukan, 24 jam dengan 60 menit untuk setiap jam dan setiap menit
60 *******
Adat
kebiasaan bangsa Babylonia ini ikut mempengaruhi bangsa Assyria dan turut
memberikan kontribusi terhadap sejarah Timur Tengah dan Eropa Barat dikemudian
hari.
Babylonia
mengalami kemerosotan dan jatuh kedalam anarki sekitar 1180 BC, tetapi kemudian
tumbuh berkembang kembali sebagai Negara bagian dari imperium Assyria setelah
abad ke 9 BC.
Babylon
akhirnya dihancurkan pada 689 BC oleh bangsa Assyria dibawah kepemimpinan
SennaCherib, tetapi kembali dibangun lagi. Nabopolassar mendirikan apa yang
sekarang dikenal sebagai Chaldean atau Imperium baru Babylonia pada 625 BC, dan
akhirnya mencapai masa keemasannya dibawah pemerintahan anaknya Nebuchadnezzar
(604-562 BC).
Kejayaan
serta kemegahan Babylon menjadi terkenal dan melegenda sejak naik tahtanya
Nebuchadnezzar, yang dipercayai sebagai pendiri Taman Bergantung Babylonia.
Disebutkan
bahwa taman itu dibangun oleh Nebuchadnezzar untuk menghibur istrinya atau
selirnya yang sangat gemar berada didaerah yang dikelilingi oleh pegunungan.
Semenjak itulah taman bergantung, satu dari tujuh keajaiban dunia diperkirakan
ada.
Dalam
literature Babylonia, tidak ditemukan adanya rekaman sejarah tentang taman
bergantung, dan laporan yang sangat deskriptif berasal dari ahli sejarah bangsa
Yunani. Dalam lembaran tanah liat yang berasal dari periode Nebuchadnezzar,
deskripsi tentang istananya, kota Babylon dan dindingnya ditemukan, tetapi
tidak ada satupun referensi yang ditemukan tentang taman bergantung.
Sebagian
ahli sejarah percaya bahwa legenda taman bergantung hanyalah cerita campuran
tentang taman dan pohon palm di Mesopotamia, istana Nebuchadnezzar,
the tower of Babel, dan ziggurats yang diceritakan oleh tentara
Alexander ketika mereka kembali ke kampung halamannya.
Pada abad
ini, beberapa struktur yang diperkirakan adalah bagian dari taman bergantung
ditemukan. Archeologists sedang mengumpulkan bukti untuk mencapai kesimpulan
tentang lokasi taman, system irrigasinya, dan wujud aslinya.
Sumber dari
bangsa Yunani menyebutkan bahwa taman bergantung berbentuk quadrangular, setiap
sisi panjangnya 4 plethora, terdiri dari arched vaults di pondasinya. Taman ini
mempunyai tumbuhan yang ditanam diatas permukaan tanah, dan akar dari tanaman
ini melekat di teras bagian atas, bukan didalam bumi. Seluruh massanya didukung
oleh colom batuan. Air dipompa ke atas dan dibiarkan mengalir menuruni lereng,
mengairi tumbuh-tumbuhan.
Penggalian
archeology terbaru berhasil menemukan pondasi dari istana Nebuchadnezzar.
Penemuan lainnya yang mendukung adanya taman bergantung termasuk kolong
bangunan dengan dinding yang tebal dan irrigasi yang dekat dengan istana
selatan.
Sekelompok
archeologist melakukan survey di istana selatan dan merekonstruksi kolong
bangunan sebagai taman bergantung. Ahli sejarah Yunani, Strabo, mengatakan
bahwa taman bergantung terletak di sungai Euphrates.
Yang lainnya
berpendapat bahwa lokasinya sangat jauh dari sungai Euphrates berdasarkan
penemuan dari kolong bangunan yang terletak beberapa ratus yard dari sungai.
Tempat
beradanya istana telah direkonstruksi dan diperkirakan taman bergantung
terletak didaerah yang merentang dari sungai ke istana. Dinding yang massif,
tebal 25 kaki baru-baru ini ditemukan di pinggir sungai, yang kemungkinan
merupakan langkah untuk membentuk teras yang dideskripsikan dalam referensi
yunani.
Sampai saat
ini, legenda Taman Bergantung masih belum bisa dipastikan kebenarannya dan
masih belum bisa dikatakan juga itu hanya dongeng belaka. Archeologist masih
sedang berusaha mencari bukti peninggalan zaman Nebuchadnezzar.
Pada tahun 538 BC, pemimpin terakhir Babylonia menyerah kepada Cyrus Agung
dari Persia. Dan ini adalah pertanda berakhirnya dinasti Chaldean dan
Babylonia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar